Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mampukah Hidup Sederhana ?




Saya sering mendapatkan kesan dari orang-orang di sekitar saya bahwa sederhana itu identik dengan keterbatasan materi. Misalnya saya makan sederhana artinya mungkin makan hanya dengan nasi dan lauk tahu tempe. Saya merayakan ultah sederhana artinya saya hanya berdoa atau membuat mie untuk merayakan ultah saya itu. Kesederhanaan selama ini memang lebih identik dengan sesuatu yang terbatas, tidak berlebihan dan kesemuanya berhubungan dengan materi.

Kesederhanaan berpikir adalah salah satu yang menghindarkan kita dari stres. Anda bisa buktikan sendiri ketika anda tidak terlalu banyak berpikir rumit

Saya pikir selain dari hal-hal terbatas materi, kesederhanaan juga berhubungan dengan gaya hidup. Simple mungkin buat saya juga bisa merujuk pada kesederhanaan. Terutama jika berhubungan dengan suatu pemikiran manusia maka kesederhanaan berpikir menurut saya menjadi sesuatu yang sering kali sulit dilakukan. Seorang Professor ketika mengajar murid-muridnya akan lebih dihargai jika dia bisa mengubah sesuatu yang rumit diterangkan menjadi sederhana dan mampu dipahami bahkan oleh orang yang berpendidikan tidak tinggi.

Sering kita melihat para politisi, pejabat atau para ahli yang berbicara di media menggunakan bahasa yang mungkin hanya dipahami oleh mereka sendiri. Padahal saat itu mereka berbicara ke hadapan masyarakat bukan di kalangan tertentu. Salah satu hal yang sering menjadi salah kaprah adalah ketika seorang berpendidikan tinggi sepertinya diharuskan berbicara dengan gaya bahasa yang rumit, semakin rumit semakin akan kelihatan pintar dirinya.

Saya ingat sekali ketika diwawancara pertama kali menjadi dosen oleh kepala bagian saya, beliau mengatakan kepada saya “Saya tahu dr.Andri pintar dalam ilmu psikiatri, tetapi anda akan menjadi dosen, tempat di mana anda akan membuat orang lain mengerti hal-hal yang sebelumnya mereka tidak bisa mengerti, bukan ajang memamerkan kepintaran anda. Ini bukan ajang presentasi ilmiah tetapi ajang mendidik dan mengajar“. Hal itu sangat saya tekankan sampai sekarang ketika saya harus selalu berusaha membuat sesuatu yang rumit bahkan abstrak menjadi sesuatu yang sederhana dan bisa dimengerti mahasiswa saya.

Sederhana Berpikir

Kesederhanaan berpikir adalah salah satu yang menghindarkan kita dari stres. Anda bisa buktikan sendiri ketika anda tidak terlalu banyak berpikir rumit, menerima hal-hal di sekitar anda apa adanya, maka anda akan lebih terlihat rileks. Saya sering melihat pasien-pasien saya yang berpikir sangat rumit untuk hal-hal yang sederhana. Bagaimana hal hal yang sebenarnya memang sederhana menjadi demikian kompleks kalau orang ingin menjadikannya rumit.

Di sinilah peran saya sebagai psikiater untuk “mengubah” cara pikir seperti ini. Keterlibatan pihak ke tiga seperti psikiater akan sangat membantu cara perubahan pola pikir lewat terapi kognitif. Sayangnya hal ini tidak selalu mudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena banyak yang tidak “rela” untuk melepaskan cara berpikir rumitnya menjadi ke lebih yang sederhana. Ada juga yang merasakan tidak mampu melakukan itu untuk dirinya. Padahal apa yang berhubungan dengan pikiran adalah sesuatu yang dilatih dan menjadi suatu kebiasaan akhirnya.

Saya sendiri masih terus berupaya untuk berpikir dan hidup sederhana. Bagaimana dengan anda?

Post a Comment for "Mampukah Hidup Sederhana ?"