Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Waspada pendidik bermuka dua


Manusia tidak akan mampu mencapai pengetahuan secara keseluruhan walaupun akan menghabiskan semua umurnya. Manusia pecinta ilmu pengetahuan (filosof) yang dimana dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Demikian pula yang dimaksud dengan pengetahuan, yaitu tahu dengan mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai kedasar segala dasar.
Ntah pepatah atau sebuah filosof  tentang Pendidikan yang telah didengungkan oleh HSMKA yaitu :
“Tak perlu pintar untuk menjadi bodoh, Tapi bodohlah untuk menjadi Pintar”
Apakah dengan hal tersebut dapat menjadi motivasi seseorang dalam mengejar keingin tahuannya terhadap suatu ilmu ataukah sebaliknya akan menimbulkan suatu keambiguan yang besar dalam benak hatinya. Segalanya tergantung dari penilaian para pembaca dan kaum terdidik.
Tidak hanya menyuruh ikan memanjat pohon mereka juga mengajarkan mereka turun dari pohon, lalu berlari sesuai kehendak diluar kemampuanya.
Apakah kita bangga dengan yang kita lakukan itu ?
Mengubah banyak orang menjadi robot ?
Apakah bagi anda itu menyenangkan ?
Sadarkah sudah berapa banyak anak seperti ikan tadi ?
Berenang melawan arus dikelas untuk menjadi yang terbaik, ridak menemukan bakat mereka. Mereka pikir dirinya bodoh, percaya bahwa mereka tidak ada gunanya. Sudah tiba waktunya tidak ada lagi alasan. Pendidikan selama ini tidak ada yang berubah, sedang anda mengklaim mempersiapkan siswa untuk masa depan. Jika demikian apakah guru benar-benar mempersiapkan peserta didik untuk masa depan ataukah untuk masa lalu. 
Pendidik mendudukan siswa dalam barisan teratur, tenang dan diam bilang “angkat tangan jika ingin berbicara” beri waktu istirahat sejenak untuk makan dan 8 jam selanjutnya mendikte cara mereka berpikir. Memaksa mereka berkompetensi mendapatkan nilai A sebuah huruf yang menentukan kualitas produk, mirip dengan penentuan kualitas daging dagangan.
Dulu berbeda dengan sekarang. Kita semua memiliki masa lalu, sekarang ini kita tidak butuh robot zombie dunia telah maju dan kita butuh orang yang mampu berpikir KREATIF, INOVATIF, KRITIS, MANDIRI dan memiliki kemampuan untuk saling terhubung.
Setiap ilmuan menjelaskan pada anda, bahwa tidak ada pemikiran yang sama. Setiap orang tua dengan 2 anak akan setuju dengan pendapat ini. Jadi tolong anda jelaskan mengapa memperlakukan semua siswa seperti “satu ukurang untuk semua orang”
Ketika seorang guru berdiri didepan 20 siswa yang masing-masing memiliki kelebihan yang berbeda-beda, kebutuhan yang berbeda, bakat yang berbeda, cita-cita yang berbeda dan anda mengajarkan kepada mereka hal yang sama dengan cara yang sama ?
Hal ini tidak bisa dibiarkan, ini bisa jadi tindakan kriminal terburuk yang pernah dilakukan kecual anda bisa menyebutkan cara memperlakukan peserta didik sesuai psikologi siswa.
Hal yang seharusnya dilontarkan oleh seorang pendidik kepada peserta didik agar menumbuhkan jiwa dan semangat dalam menempuh dan memahami ilmu pengetahuan yakni:
“Jangan belajar untuk menjadi sukses, Tapi belajarlah untuk mencari ilmu”
Jangan mengejar kesuksesan, keunggulan ! kejarlah keunggulan maka kesuksesan menghampirimu

Post a Comment for "Waspada pendidik bermuka dua"