Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENYAKIT KANKER PAYUDARA



    
       Sejak tahun 2007, relawan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) menghimbau dan mengajari para wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Cara yang biasa disingkat SADARI ini merupakan salah satu langkah pencegahan kanker payudara.
Kematian akibat kanker payudara dapat dicegah lewat pemeriksaan. Jika kanker payudara terdeteksi pada stadium awal, peluang untuk pulih total akan makin tinggi. Kemungkinan untuk membutuhkan mastektomi atau kemoterapi juga akan menurun.
       Mamografi adalah jenis pemeriksaan yang paling sering dianjurkan bagi semua wanita untuk mendeteksi kanker payudara. Walau kanker payudara lebih jarang terjadi pada wanita di atas umur 70, mereka tetap bisa menjalani pemeriksaan mamografi sekali dalam 3-5 tahun. Jika seorang wanita berumur antara 50-70 tahun, sebaiknya menjalani pemeriksaan mamografi sekali tiap tiga tahun. Begitu juga dengan wanita yang berusia di bawah 50 tahun, mereka disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin sekali tiap tiga tahun.

       Khusus bagi wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, misalnya karena ada keluarga inti yang mengidap kanker payudara atau ovarium, mereka sebaiknya menjalani MRI scan atau mamografi tahunan sebelum mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan MRI kadang menjadi pilihan karena hasilnya yang lebih akurat untuk mendeteksi kanker pada payudara yang padat.

      Alternatif lain untuk mendeteksi kanker payudara adalah lewat pemeriksaan genetika. Kita dapat memilih untuk menjalani pemeriksaan genetika lewat tes darah untuk mencari variasi mutasi BRCA1, BRCA2, dan TP53. Memiliki salah satu gen dapat mempertinggi risiko kanker payudara.
Waspadai Benjolan Pada Payudara.
    
      Kanker payudara akan memunculkan benjolan di payudara. Namun, tidak semua benjolan pada payudara merupakan kanker. Delapan puluh persen kasus benjolan di payudara bukanlah kanker. Hal ini karena sejumlah kondisi medis lainnya dapat pula menimbulkan benjolan di payudara.Oleh karena itu, kenali perbedaan benjolan kanker dan nonkanker berikut ini.

   
                        
Benjolan Nonkanker

Pada kasus nonkanker, benjolan di payudara merupakan pertanda kondisi berikut.
         Kista, merupakan kantong berisi cairan dalam jaringan payudara, sehingga menimbulkan benjolan. Jika diraba, benjolan terasa lunak. Umumnya kista dialami oleh perempuan berusia di antara 35-50 tahun. Kista yang berukuran lebih dari 2.5 cm dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada payudara.
Perubahan fibrokistik, merupakan perubahan pada payudara karena ketidakstabilan hormon selama siklus menstruasi. Perubahan tersebut menimbulkan benjolan di payudara yang terasa nyeri.
Selain itu, puting susu akan lebih sensitif. Kondisi ini bukanlah penyakit. Biasanya gejala terjadi ketika periode pramentruasi dan membaik ketika berlangsung atau berakhirnya menstruasi. Namun, segera periksakan ke dokter jika gejala tetap bertahan setelah selesai periode menstruasi.

         Fibroadenoma, merupakan benjolan padat yang terjadi akibat kelebihan pembentukan kelenjar penghasil susu atau lobulus dan jaringan di sekitar payudara. Benjolan tidak terasa sakit, dan jika ditekan akan bergeser. Kondisi ini umumnya dialami wanita berusia 20-30 tahun. Penyebab fibroadenoma belum diketahui secara pasti, tetapi terkait dengan hormon kesuburan.


 
Benjolan Kanker

          Benjolan pada payudara juga dapat merupakan pertanda kanker payudara. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam payudara mulai tumbuh secara tidak normal. Sel kanker berkembang lebih cepat dari sel normal, sehingga menimbulkan benjolan. Waspadai ketika benjolan di payudara seperti gejala berikut.
          Benjolan terasa keras, berbeda dengan daerah di sekitarnya. Biasanya jarang ditemukan rasa sakit. Jika ditekan, benjolan tidak bergeser.
Payudara mengalami perubahan ukuran atau bentuk.
Puting susu tertarik ke bagian dalam.
Walaupun jarang, puting susu mengeluarkan cairan yang mengandung darah.
Pada jenis kanker yang jarang, muncul bintik-bintik merah di sekitar puting susu yang terlihat seperti eksim. Pada beberapa area payudara, terdapat penebalan kulit.


Cara Mencegah Kanker Payudara
 
        Kanker Payudara dapat dicegah, Cara Mencegah Kanker Payudara dapat di lakukan dengan cara yang mudah dan dengan biaya yang lebih murah dibanding biaya pengobatan kanker payudara. Hal ini cocok dengan ungkapan yang sudah tidak asing lagi bagi kita mencegah lebih baik daripada mengobati begitu juga dengan kanker payudara.
Berikut cara-cara mencegah kanker payudara :
Cara mencegah kanker payudara untuk wanita dengan risiko rata-rata terhadap kanker payudara.
Batasi minum Alkohol atau tidak sama sekali.
Batasi jumlah alkohol yang di minum, yakni kurang dari satu gelas per hari, atau lebih baik tidak sama sekali.
Berolah raga.
Lakukanlah olah raga setidaknya 30 menit per hari boleh setiap hari atau minimal dua kali dalam seminggu.
Batasi terapi hormon postmenopause.
Kombinasi terapi hormon dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Bicarakan dengan dokter  tentang manfaat dan risiko terapi hormon. Beberapa wanita mengalami tanda-tanda dan gejala yang mengganggu selama menopause dan, bagi para wanita tersebut, dapat mengalami peningkatan risiko kanker payudara dalam rangka untuk meringankan tanda-tanda dan gejala menopause dengan terapi hormon. Untuk mengurangi risiko kanker payudara, gunakan  terapi hormon dalam dosis terendah dan dalam waktu yang pendek alias jangan lama-lama.
Menjaga berat badan.
Jika berat badan saat ini sehat (ideal), usahakan dijaga agar tetap ideal, jadi kita harus tahu berapa berat badan ideal . Jika  perlu menurunkan berat badan, tanyakan kepada dokter tentang strategi yang sehat untuk mencapai hal ini. Mengurangi jumlah kalori yang di makan setiap hari dan perlahan-lahan meningkatkan jumlah latihan atau olahraga.

Post a Comment for "PENYAKIT KANKER PAYUDARA"