Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Bercerita Dalam Pembelajaran PAI


Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran kepada para sahabat seridungkali menggunakan metode cerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan kejdian-kejadian masa lalu. Penggunaan meode itu dianggap akan lebih membekas dalamjwa orang-orang yang mendengarnya serta menarik perhatian mereka. Bercerita adalah kegiatan yang dilakukan oeh seorang gurupendidikan agama Islam secara lisan kepada peserta didik dengan alat atau tanpa alat tentang materi pendidikan agama Islam yang diajarkan dalam bentuk pesan, informasi, atau dongeng untuk diprdengarkan dengan rasa menyenangkan. Oleh karena meyampaikan materi pedidikan agama Islam itu menyenangkan.

Pengertian Metode Bercerita
Metode bercerita secara metodologi berasal dari bahasa Arab yaitu kata qhashash merupakan bentuk jamak dari qishahs, masdar dari qassa, yaqussu, artinya adalah menceritakan atau menelusuri jejak. Dalam Al-Qur’an lafal qhashash mempunyai makna yaitu kisah atau cerita. Qhashash artinya berita Al-Qur’an tentang umat terdahulu.

Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam kegiatan pelaksanaannya metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, membarikan keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat menggembangkan berbagai kompetensi dasar.
Dari segi istilah menurut Gorden dan Brown seperti otip satibi hidayat merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang di ceritakan akan membarikan suasana yang segar, menarik, dan menjadi pengalalaman yang unik bagi anak.
Metode bercerita ini oleh Nur Uhbiyati, bercerita yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia dimasa lampau yang menyangkut ketaatannya atau menyangkut kemungkarannnya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang di bawakan oleh nabi Muhammad SAW, atau rasul yang hadir di tengah mereka. Sementara Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan menyabutkan metode bercerita ini dengan metode kisah yang digambarkan sebagai metode dengan menggunakan cerita-cerita yang dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kajian masa lampau agar lebih dapat dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dalam alam lebih nyata.

Dasar metode bercerita dalam Al-Qur’an.
Allah swt dalam memberikan pembalajaran pada manusia banyak menggunakan metode bercerita yakni, menceritakan kisah-kisah yang baik untuk diteladani dan menceritakan kisah-kisah yang buruk untuk di hindarkan.

Kata yang menggambarkan secara langsung pada metode bercerita adalah “naqushu” yang arti kami menceritakan. “naqushu” berasal dari kata “qasha yaa qushu” bentuk fiil madhi dan fiil mudhariq” artinya yang menceritakan. Dalam ayat diatas tanpak secara jelas bahwa terdapat guru yang mengajarkan yaitu Allah swt sendiri sebagai guru isi cerita yang baik sebagai materi pembelajaraan. Materi pembelajaran yang diajarkan dengan metode bercerita itu adalah kisah yang paling baik yaitu yang terdapat dalam wahyu Allah swt yaitu Al-Qur’an. Kisah adalah upaya mengikuti jejeak peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif sesuai dengan urutan kejadiannya dan jalan menceritakannya satu episode atau episode demi episode.
Metode bercerita dalam QS.Yusuf, 12:111 dimana materi yang disampaikan adalah kisah-kisah yang harus disampaikan bagi peserta didik yang menerima pembalajaran tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan metode bercerita dengan matrinya haruslah dapat menjadikan peserta didik dapat mengambil pelajaran karena dalam stiap isi cerita tersebut terdapat manfaat besar untuk direnungkan dan di ambil hikmah. Maka isi materi yang diceritakan harus dapat membuat peserta didik mengambil hikmah dan ini terdapat dalam kata “fi qashashihim ‘ibrah”. Mengambil pelajaran dan hikmah dari ini cerita hanyalah dapat dilakukan bagi mereka yang mempunyai akal dan menggunakan akalnya dengan baikseperti terlihat dari kata “li ulil albab” artinya orang-orang yang mempunyai akal.

Hal diats menggambarkan landasan utama yang dapat di jadikan sumber penting dalam Al-Qur’an untuk metode bercerita. Lebih lanjut ayat tersebut menjelaskan adanya unsur pendidikan dengan metode bercerita dengan mengambil cerita-cerita yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Situasi Penggunaan
1.    Mendidikan keteladanan
Mendidikan keteladanan melalui bercerita dapat juga dikemas melalui media film adalah metode yang paling baik dalam menyampaikan pendidikan Islam. Karena menurut Onong Uchjana Efendi film adalah medium komunikasi masa yg ampuh sekali, bukan hanya untuk hiburan tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Karena dengannya orang tidak sadar bahwa dia sedang belajar, sehingga tidak ada bebean bagi seseorang dalam mengikutinya. Oleh karena itulah banyak ayat Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan pendidikan menggunakan cerita.
2.    Menarik Perhatian dan Merangsang Otak
Cerita tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian anak, dan merangsang otaknya agar bekerja dengan baik, bahkan metode ini dianggap yang terbaik dari cara-cara yang lain dalam mempengaruhi pola bantu anak. Karena dengan menceritakan, anak didik akan meraskan senang sekaligus menyerap nilai-nilai pendidikan agama Islam tanpa merasa dipaksakan.
3.    Menanamkan Nilai Akhlak dan Emosional
Metode bercerita dapat mengungkapkan peristiwa yang mengandung nilai-nilai pendidikan moral, rohani, dan sosial, untuk anak didik baik cerita bersifat kebaikan, maupun ke dzaliman, atau juga ketimpangan jasmani dan rohani. Metode bercerita ini sangat efektif sekali, terlebih bila sasarannya anak didik yang masih dalam perkembangan pantastik. Dengan mendengarkan suatu cerita, kepekaan jiwa dan perasaan anak didik dengan bercerita tersebut secara otomatis mendoring anak didik untuk berbuat kebaikandan dapat membentuk akhlak mulia serta membina rohani iman dan taqwa.
4.    Anak usia prasekolah
Pada anak usia prasekolah metode ini sungguh baik diterapkan dapat memperhatikan dan melibatkan diri dengan cerita-cerita yang didengarkan dari guru PAI walaupun kemampuan untuk mengungkapkan isi cerita belum sempurna.
5.    Pesera didik yang Memiliki Kecerdasan Verbal Lingistik
Guru PAI dapat memberikan model yang kuat melalui permainan kata-kata dan lainnya dan ini dapat dilakukan dengan menggunak metode bercerita. Oleh karena kecerdasa verbal linguistic ada pada pengolahan kata-kata atau berbicara maka dengan menggunakan cerita maka peserta didik akan memiliki banyak pembendaharaan kata dan dapat mengambil hikmah dari ini cerita tersebut.

Kelebihan metode bercerita
Metode bercerita memiliki kelebihan dalam pembelajaran PAI :
1.    Mengaktifkan dan membangkitkan semangat peserta didik
Semangat peserta didik dalam belajar menjadi hal yang sangat penting untuk dibangkitkan hingga dapat belajar dengan baik sesuai dengan harapan yang sesungguhnya.
2.    Mengarahkan emosi
Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembaca tanpa cerminan kesampaian dan keterlambatan sehingga dengan kisah, setiap pembaca akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah tersebut sehingga pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut.
3.    Mengandung Pendengaran Untuk Mengikuti dan Merenungkan Makna
Metode bercerita menekankan pada proses verbal dimana guru menceritakan kisah dengan lisan, dan itu menandakan bahwa pendengaran dari peserta didik untuk mengikuti peristiwa tersebut dituntut sangat teliti. Ketelitian dalam mendengarkan alur dan isi cerita membuat peserta didik tak dapat mengelak untuk juga merenungkan maknanya. Maka dengan demikian cerita dapat selalu memikat pendengarnya untuk memperhatikan dan mendengarkan.
4.    Mempengaruhi musik
Dengan metode bercerita dapat mempengaruhi peserta didik karena melalui topic cerita ataupun kisah dapat memuaskan pemikiran, keinginan, keantusiasan, dan perenungan, sehingga dapat mempengaruhi emosi peserta didik.

Kekurangan Metode bercerita
Disamping kelebihan terdapat juga kelemahan yang dimiliki metode bercerita. Kelemahan ini juga sekaligus untuk dihindari oleh guru PAI dalam proses penggunaannya dan juga untuk diminimalisir hal tersebut dalam proses pembelajaran. Kekurangan metode bercerita ini dapat dilihat pada hal-hal berikut, yaitu :
Pemahaman peserta didik menjadi sulit ketika cerita itu telah terakumulasi oleh masalah lain. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode cerita seringkali cerita tersebut kurang konsisten dengan alur yang telah ditentukan. Cerita seringkali terakumulasi dengan masalah lain sesuai dengan pengalaman guru PAI dalam pemahaman cerita. Bahkan cerita yang disampaiakan lebih meluas kemasalah lain hingga substansi cerita semakin jauh dan waktu pun banyak terbuang. Akumulasi cerita bisa muncul dari aspek pemahaman dan latar belakang guru PAI tersebut dan ini tak jarang mempengaruhi cerita yang sedang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Cerita yang terakumulasi maksudnya adalah isi cerita yang sedang disampaikan kepada peserta didik tercampur dengan cerita lain yang tak berhubungan dan mempengaruhi substansi cerita yang sedang diajarkan.

Cerita yang terakumulasi akan memberikan dampak negatif  bagi pemahaman peserta didik karena mereka akan sulit untuk mengambil inti sari dari cerita tersebut. Bila hal ini terjadi, maka peserta didik pun akan sulit untuk memahami cerita yang disampaikan guru PAI. Imbasnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya akan jauh dari ketercapaian maksimal. Kesulitan pemahaman inilah kemudian yang perlu untuk diperhatikan oleh guru dalam proses penggunaan metode ini bahkan hal ini pulalah yang mesti dihindari oleh guru PAI dalam proses menunjang kualitas pembelajaran PAI tersebut.

Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta didik. Penggunaan metode bercerita dalam proses pembelajaran biasanya hanya menjdaikan guru sebagai one man show dan aktif dalam menyampaikan cerita. Bersifat monolog menggambarkan bahwa hanya guru PAI saja yang dapat memberikan interaksi satu arah kepada peserta didik sementara peserta didik hanyalah pendengar setia. Peserta didik hanyalah menjadi pendengar setia yang tak boleh berisisk dan sikap buruk lainnya karena mengganggu pada konsentrasi cerita. Bila penggunaan metode cerita yang dilangsungkan guru dalam proses pembelajaran kurang baik maka peserta didik akan merasa jenuh dan bosan.

Post a Comment for "Metode Bercerita Dalam Pembelajaran PAI"