Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mi Instan Berbahaya ?Ini Penjelasan Resmi BPOM

Bahaya konsumsi memakan mie instan bagi kesehatan dan menjadi penyebab terjadinya macam jenis penyakit banyak beredar di media online, dan juga bahaya mie instan yang beredar di pesan WhatsApp, BBM, SMS maupun aplikasi lain dan media sosial seperti Facebook, Twitter tidak sedikit jumlahnya.

Hal ini juga terkait dengan banyaknya beredar informasi pemberitaan isu negatif yang beredar di masyarakat umum akhir-akhir ini mengenai bahaya dan dampak mie instan yang terjadi pada seseorang karena konsumsi mi instan, membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ikut angkat suara.

Mie Instan Berbahaya ?Ini Penjelasan Resmi BPOM

Berikut penjelasan Badan POM terkait isu bahaya mie instan seperti yang dilansir dari laman website www.pom.go.id antara lain adalah sebagai berikut :

Beberapa bahan kandungan mi instan yang diisukan berbahaya adalah monosodium glutamat, methyl p-hydroxybenzoate, dan asam benzoat.

Monosodium glutamat (MSG) adalah penguat rasa yang memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) not specified, artinya bila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah wajar tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan. Namun ada beberapa data yang menunjukkan bahwa beberapa orang tertentu sensitif terhadap MSG.

Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), Monosodium Glutamate tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena memiliki acceptable daily intake (ADI) not specified (tidak dinyatakan).

ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas yang sangat rendah, berdasarkan data (kimia, biokimia, toksikologi, dan data lainnya).

Jumlah asupan bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain.

FDA juga menyatakan bahwa monosodium glutamat termasuk senyawa yang aman (GRAS atau Generally Recognize As Safe).

Methyl p-hydroxybenzoate atau metil parahidroksibenzoat atau metil paraben adalah bahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam produk pangan dengan jumlah tertentu. Metil paraben digunakan untuk mengawetkan kecap yang merupakan bumbu pelengkap pada mi instan varian tertentu.

Beberapa negara, seperti Taiwan, tidak mengatur penggunaan metil paraben dalam mi instan, walaupun dalam regulasinya diatur pengawet lain dalam produk mi instan dengan tingkat keamanan mirip dengan metil paraben, yaitu etil paraben, propil paraben, butil paraben, isopropil paraben dan isobutyl paraben dengan batas maksimum yang ditentukan.

Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang sahih yang menyatakan bahwa baik MSG ataupun metil paraben dapat merusak usus, liver, ataupun menyebabkan sakit maag.

Mi Instan Tidak Berbahaya


Ahli Gizi Hardinsyah, profesor dari Institur Pertanian Bogor mengatakan mi instan bukan makanan berbahaya seperti informasi yang dilansir dari CNNIndonesia.

Mi instan yang sudah memiliki label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pasti aman dikonsumsi. Ia pun menampik anggapan bahwa bahan pengawet yang terdapat dalam mi instan berbahaya jika dikonsumsi.

"Selagi dikemas dan ada izin Badan POM-nya, tidak lebih batas kadaluarsanya, itu berarti aman," kata Hardinsyah saat ditemui dalam peluncuran Indomie My Noodlez di kawaaan Sudirman, Jakarta, belum lama ini.

Anggapan kalau mi sulit dicerna dan akan mengembang di usus pun juga tidak dibenarkan oleh Hardin, sapaan akrab Hardinsyah. Katanya, jika hal tersebut terbukti benar, setelah makan mi badan akan terasa lemas.

Itu tidak benar. Buktinya setelah makan Anda merasa berstamina kan, tidak lemas. Berarti dicerna oleh tubuh," ujar dia. "Kalau setelah makan terus lemas, organ tubuh pasti ada yang tidak benar, insulinnya tidak berguna dengan baik atau makanan tidak dicerna dengan baik."

Ia justru mengatakan yang seringkali membuat mi menjadi tidak sehat dikonsumsi adalah cara penyajiannya dan konsumsinya. Orang sering menganggap makan mi cukup untuk memenuhi asupan makanan setiap hari karena makan mi membuat perut cukup kenyang. Tapi, Hardin menegaskan mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidaklah dibenarkan.

Mi Instan Tidak Berbahaya

Tubuh masih butuh asupan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap hari.

"Panduan gizi seimbang itu berarti, nikmatilah aneka ragam makanan setiap hari. Sumber karbohidrat sudah dari mi, berarti harus ditambah sayur, serat, dan protein.Tapi, ini bukan untuk mengajarkan setiap hari makan mi. Itu juga tidak sehat," kata dia.

Hardin menegaskan, selagi dimakan beragam, mi tidak bermasalah buat tubuh. Apalagi kini mi sudah diperkaya dengan kandungan vitamin. Namun dalam konsumsinya tetap saja tidak boleh mengandalkan mi saja.

"Harus makan sumber protein, seperti buah, sayuran, ikan dan daging. Itu penting karena ada keragaman. Kalau tidak, ya tidak terpenuhi kebutuhannya," ujar Hardin.

Bahaya Tersembunyi Dari Mie Instan

Kontras dengan apa yang diungkapkan Hardinsyah, studi yang baru diterbitkan dalam Journal of Nutrition menyebutkan mereka yang mengonsumsi mi instan memiliki risiko signifikan lebih besar terserang sindrom metabolik, dibandingkan yang hanya mengonsumsi sedikit.

Mereka yang mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu, 68 persen lebih mungkin terserang sindrom metaboli, yakni, sekelompok gejala seperti obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah yang tinggi, peningkatan trigliserida yang tinggi, dan tingkat kolesterol HDL yang rendah.

Dalam sebungkus mi instan, terkandung daftar panjang zat aditif, termasuk di dalamnya, monosodium glutamat (MSG) yang bertanggung jawab atas rasa gurih pada makanan favorit orang Indonesia tersebut.

Zat tersebut menyebabkan disfungsi dan kerusakan otak pada berbagai derajat, bahkan berpotensi memicu atau memperburuk ketidakmampuan belajar, penyakit Alzheimer, Parkinson, penyakit Lou Gehrig, dan masih banyak lainnya

Post a Comment for "Mi Instan Berbahaya ?Ini Penjelasan Resmi BPOM"